Haaaaaaaaaaaaai, udah lama vakum dan udah lama gak update entri niih, hari ini aku update tentang plasenta previa dan solusio plasenta yaa, karena tugas ini baru aja aku bikin yaaah, untuk 2 partner kelompok ku Nurhayati Boru Napitupulu dan Rusida, materi kita aku share yaa ;))
Semoga bermanfaat ...........
A. Pengertian Plasenta Previa dan Solusio Plasenta
1. Plasenta Previa
Plasenta Previa adalah plasenta dengan implantasi
sekitar segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri internum.
Plasenta Previa adalah suatu keadaan dimana
plasenta terletak pada segmen bawah utetus.
2. Solusio Plasenta
Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta dengan
implantasi normal sebelum waktunya pada kehamilan yang berusia diatas 28
minggu.
B. Klasifikasi Plasenta Previa dan Solusio Plasenta
1. Plasenta Previa
a.
Plasenta Previa Totalis
Apabila jaringan plasenta menutupi
seluruh ostium uteri internum.
b.
Plasenta Previa Parsialis
Apabila jaringan plasenta menutupi
sebagian ostium uteri internum.
c.
Plasenta Previa Marginalis
Yaitu plasenta yang tepinya terletak
pada pinggir ostium uteri internum.
d.
Plasenta Previa Letak Rendah
Apabila jaringan plasenta berada
kira-kira 3-4 cm diatas ostium uteri internum, pada pemeriksaan dalam tidak
teraba (Prawirohardjo, 2008).
2.
Solusio
Plasenta
a.
Solutio placenta ringan
1)
Bila plasenta lepas kurang ¼ bagian
luasnya
2)
Ibu dan janin keadaan masih baik
3)
Perdarahan pervaginam < 500 cc, warna
kehitaman
4)
Tanpa rasa sakit
b.
Solutio placenta sedang
1)
Plasenta terlepas lebih ½, belum
mencapai 2/3 bagian
2)
Perdarahan dengan rasa sakit 500-1000 cc
4)
Gerak janin berkurang / fetal distress
5)
Palpasi janin sulit diraba
6)
Auskultasi jantung janin (asfiksia
ringan dan sedang)
7)
Dapat terjadi gangguan pembekuan darah
c.
Solutio placenta berat
1)
Plasenta lepas > 2/3 bagian
2)
Terjadi sangat tiba-tiba
3)
Ibu syock
4)
Janin mati (uterus sangat tegang dan
nyeri)
C. Penyebab Plasenta Previa dan Solusio Plasenta
1. Plasenta Previa
Penyebab secara pasti belum
diketahui secara jelas. Frekuensi terjadi
plasenta previa meningkat pada :
a.
Wanita hamil grande multipara (wanita yang sudah
sering melahirkan)
b.
Memilik riwayat menjalani pembedahan sesar atau proses
aborsi pada kehamilan sebelumnya
c.
Memiliki kehamilan dengan kelainan janin
d.
Dan memiliki tumor jinak pada rahimnya
2. Solusio Plasenta
a.
Trauma langsung paa abdomen
b.
Hipertensi pada kehamilan
c.
Umbilikus yang pendek atau lilitan tali pusat
d.
Vena kava inferior yang tertekan
e.
Preeklampsia dan eklampsia
D. Tanda dan Gejala Plasenta Previa dan Solusio Plasenta
1. Plasenta Previa
a.
Perdarahan berwarna merah segar
b.
Perdarahan tanpa nyeri
Pasien mungkin berdarah sewaktu
tidur dan sama sekali tidak terbangun : baru waktu ia bangun ia merasa bahwa
kainnya basah, biasanya perdarahan karena plasenta previa baru timbul
setelah bulan ke-7.
Hal ini disebabkan karena :
-
Perdarahan sebelum bulan ke-7 memberi gambaran yang
tidak berbeda dari abortus
-
Perdarahan pada plasenta previa disebabkan karena
pergerakan antara plasenta dan dinding rahim.
c.
Kepala anak sangat tinggi
Karena plasenta terletak pada kutub
bawah rahim kepala tidak dapat mendekati pintu atas panggul (pap).
d.
Perdarahan berulang sebelum partus
e.
Perdarahan keluar banyak
f.
Bagian terbanyak janin biasanya belum masuk pintu atas
panggul dan tidak jarang terjadi letak janin letak janin (letak lintang atau letak sungsang)
g.
Adanya anemia dan renjatan yang sesuai
dengan keluarnya darah
h.
Timbulnya perlahan-lahan
i.
Waktu terjadinya saat hamil
j.
His biasanya tidak ada
k.
Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
l.
Denyut jantung janin ada
m.
Teraba jaringan plasenta pada periksa
dalam vagina
n.
Penurunan kepala tidak masuk pintu atas
panggul
o.
Presentasi mungkin abnormal.
2. Solusio Plasenta
a.
Perdarahan berwarna merah kecokelatan (kehitaman)
b.
Perdarahan yang disertai nyeri juga diluar his
c.
Anemia dan syok
d.
Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena
isi rahim
e.
Palpasi sukar karena rahim keras
f.
Fundus uteri makin lama makin naik
g.
Bunyi jantung biasanya tidak ada
h.
Sering ada protein urea karena disertai toxaemia
i.
Perdarahan tidak berulang
j.
Adanya anemia dan renjatan yang tidak
sesuai dengan keluarnya darah
k.
Timbulnya tiba-tiba
l.
Waktu terjadinya saat hamil inpartu
m.
His ada
n.
Rasa tegang saat palpasi
o.
Denyut jantung janin biasanya tidak ada
p.
Teraba ketuban yang tegang pada periksa
dalam vagina
q.
Penurunan kepala dapat masuk pintu atas
panggul
r.
Tidak berhubungan dengan presentasi
E. Penatalaksanaan Plasenta Previa dan Solusio Plasenta
1.
Plasenta
Previa
a.
Harus dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas operasi
b.
Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring
total dengan menghadap kekiri, tidak
melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut (misalnya :
batuk, mengedan karena sulit BAB).
c.
Pasang infus NaCl fisiologis bla tidak memungkinkan
beri cairan per oral
d.
Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara
teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akbat
perdarahan
e.
Bila terjadi renjatan segera lakukan pemberian cairan
dan tranfusi darah
f.
Pengelolaan plasenta previa tergantung dari banyaknya
darah umur kehamilan dan derajat plasenta previa
g.
Jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tampon vagina,
karena akan memperbanyak perdarahan dan menyebabkan infeksi
2. Solusio Plasenta
Prinsip utama penatalaksanaannya
antara lain :
1.
Pasien (ibu) dirawat dirumah
sakit,istirahat baring dan mengukur keseimbangan cairan
2.
Optimalisasi keadaan umum pasien
(ibu),dengan perbaikan: memberikan infuse dan transfuse darah segar
3.
Pemeriksaan laboratorium :
hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation Test/test pembekuan darah),kadar
fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi ginja
4.
Pasien (ibu) gelisah diberikan obat
analgetik
5.
Terminasi kehamilan : persalinan segera,
pervaginam atau section sesarea. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan
nyawa janin dan dengan lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan
perdarahan.
6.
Bila terjadi gangguan pembekuan darah
(COT >30 menit) diberikan darah segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen
dengan monitoring berkala pemeriksaan COT dan hemoglobin
7.
Untuk mengurangi tekanan intrauterine
yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban
segera dipecahkan.
Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu penanganan di tempat pelayanan kesehatan tingkat dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan mempersiapkan rujukan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya.
Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu penanganan di tempat pelayanan kesehatan tingkat dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan mempersiapkan rujukan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya.
Mengingat
komplikasi yang dapt terjadi yaitu perdarahan banyak dan syok berat hingga
kematian,atonia uteri,kelainan pembekuan darah dan oliguria. Maka sikap paling
utama dari bidan dalam menghadapi solusio plasenta adalah segera melakukan
rujukan ke rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar