Welcome :)


counter

Senin, 14 Maret 2016

Plasenta Previa dan Solusio Plasenta


Haaaaaaaaaaaaai, udah lama vakum dan udah lama gak update entri niih, hari ini aku update tentang plasenta previa dan solusio plasenta yaa, karena tugas ini baru aja aku bikin yaaah, untuk 2 partner kelompok ku Nurhayati Boru Napitupulu dan Rusida, materi kita aku share yaa ;))
Semoga bermanfaat ...........

A.       Pengertian Plasenta Previa dan Solusio Plasenta
1.      Plasenta Previa
Plasenta Previa adalah plasenta dengan implantasi sekitar segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Plasenta Previa adalah suatu keadaan dimana plasenta terletak pada segmen bawah utetus.
2.      Solusio Plasenta
Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta dengan implantasi normal sebelum waktunya pada kehamilan yang berusia diatas 28 minggu.

B.       Klasifikasi Plasenta Previa dan Solusio Plasenta
1.      Plasenta Previa
a.       Plasenta Previa Totalis
Apabila jaringan plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum.
b.      Plasenta Previa Parsialis
Apabila jaringan plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum.
c.       Plasenta Previa Marginalis
Yaitu plasenta yang tepinya terletak pada pinggir ostium uteri internum.
d.      Plasenta Previa Letak Rendah
Apabila jaringan plasenta berada kira-kira 3-4 cm diatas ostium uteri internum, pada pemeriksaan dalam tidak teraba (Prawirohardjo, 2008).


2.        Solusio Plasenta
a.       Solutio placenta ringan
1)   Bila plasenta lepas kurang ¼ bagian luasnya
2)   Ibu dan janin keadaan masih baik
3)   Perdarahan pervaginam < 500 cc, warna kehitaman
4)   Tanpa rasa sakit

b.      Solutio placenta sedang
1)    Plasenta terlepas lebih ½, belum mencapai 2/3 bagian
2)    Perdarahan dengan rasa sakit 500-1000 cc
3)    Perut terasa tegang
4)    Gerak janin berkurang / fetal distress
5)    Palpasi janin sulit diraba
6)    Auskultasi jantung janin (asfiksia ringan dan sedang)
7)    Dapat terjadi gangguan pembekuan darah

c.       Solutio placenta berat
1)    Plasenta lepas > 2/3 bagian
2)    Terjadi sangat tiba-tiba
3)    Ibu syock
4)    Janin mati (uterus sangat tegang dan nyeri)

C.      Penyebab Plasenta Previa dan Solusio Plasenta
1.      Plasenta Previa
Penyebab secara pasti belum diketahui secara jelas. Frekuensi terjadi
plasenta previa meningkat pada :
a.       Wanita hamil grande multipara (wanita yang sudah sering melahirkan)
b.      Memilik riwayat menjalani pembedahan sesar atau proses aborsi pada kehamilan sebelumnya
c.       Memiliki kehamilan dengan kelainan janin
d.      Dan memiliki tumor jinak pada rahimnya

2.      Solusio Plasenta
a.       Trauma langsung paa abdomen
b.      Hipertensi pada kehamilan
c.       Umbilikus yang pendek atau lilitan tali pusat
d.      Vena kava inferior yang tertekan
e.       Preeklampsia dan eklampsia

D.      Tanda dan Gejala Plasenta Previa dan Solusio Plasenta
1.      Plasenta Previa
a.       Perdarahan berwarna merah segar
b.      Perdarahan tanpa nyeri
Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun : baru waktu ia bangun ia merasa bahwa kainnya basah, biasanya perdarahan karena plasenta previa baru timbul setelah  bulan ke-7.
Hal ini disebabkan karena :
-          Perdarahan sebelum bulan ke-7 memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus
-          Perdarahan pada plasenta previa disebabkan karena pergerakan antara plasenta dan dinding rahim.
c.       Kepala anak sangat tinggi
Karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim kepala tidak dapat mendekati pintu atas panggul (pap).
d.      Perdarahan berulang sebelum partus
e.       Perdarahan keluar banyak
f.       Bagian terbanyak janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak jarang terjadi letak janin letak janin (letak lintang atau letak sungsang)
g.      Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
h.      Timbulnya perlahan-lahan
i.        Waktu terjadinya saat hamil
j.        His biasanya tidak ada
k.      Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
l.        Denyut jantung janin ada
m.    Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
n.      Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
o.      Presentasi mungkin abnormal.

2.      Solusio Plasenta
a.       Perdarahan berwarna merah kecokelatan (kehitaman)
b.      Perdarahan yang disertai nyeri juga diluar his
c.       Anemia dan syok
d.      Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim
e.       Palpasi sukar karena rahim keras
f.       Fundus uteri makin lama makin naik
g.      Bunyi jantung biasanya tidak ada
h.      Sering ada protein urea karena disertai toxaemia
i.        Perdarahan tidak berulang
j.        Adanya anemia dan renjatan yang tidak sesuai dengan keluarnya darah
k.      Timbulnya tiba-tiba
l.        Waktu terjadinya saat hamil inpartu
m.    His ada
n.      Rasa tegang saat palpasi
o.      Denyut jantung janin biasanya tidak ada
p.      Teraba ketuban yang tegang pada periksa dalam vagina
q.      Penurunan kepala dapat masuk pintu atas panggul
r.        Tidak berhubungan dengan presentasi



E.       Penatalaksanaan Plasenta Previa dan Solusio Plasenta
1.        Plasenta Previa
a.       Harus dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas operasi
b.      Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan  menghadap kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut (misalnya : batuk, mengedan karena sulit BAB).
c.       Pasang infus NaCl fisiologis bla tidak memungkinkan beri cairan per oral
d.      Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akbat perdarahan
e.       Bila terjadi renjatan segera lakukan pemberian cairan dan tranfusi darah
f.       Pengelolaan plasenta previa tergantung dari banyaknya darah umur kehamilan dan derajat plasenta previa
g.      Jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tampon vagina, karena akan memperbanyak perdarahan dan menyebabkan infeksi

2.      Solusio Plasenta
Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :
1.      Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur keseimbangan cairan
2.      Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan infuse dan transfuse darah segar
3.      Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi ginja
4.      Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetik
5.      Terminasi kehamilan : persalinan segera, pervaginam atau section sesarea. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
6.      Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala pemeriksaan COT dan hemoglobin
7.      Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan.
            Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu penanganan di tempat pelayanan kesehatan tingkat dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan mempersiapkan rujukan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya.
Mengingat komplikasi yang dapt terjadi yaitu perdarahan banyak dan syok berat hingga kematian,atonia uteri,kelainan pembekuan darah dan oliguria. Maka sikap paling utama dari bidan dalam menghadapi solusio plasenta adalah segera melakukan rujukan ke rumah sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar